A.
Mulla
Shadra
1.
Biografi
Nama lengkapnya
adalah Muhammad bin Ibrahim yahya Qawami Syirazi. Ia lahir di Syiraz, Iran
sekitar 979 H. Ia lebih dikenal dengan Shadr Al-Muta’allihinn karena pintar
dalam pengetahuan hikmah. Mulla Shadra memiliki tiga puteri dan dua putera.
Anak-anak dan menantu Mulla Shadra tergolong sebagai ulama terpandang pada
masanya yang menguasai ilmu-ilmu Islam tradisional. Informasi yang factual
tentang kehidupannya sangat sulit ditemukan. Bahkan wafatnya belum diketahui.
2.
Karya-Karya
Mulla Shadra
Sebagai penerus atau penyempurna aliran filsafat Islam sebelumnya,
membuat Mulla Shadra menulis karya-karya besar lebih dari 20 , sebagai berikut
: Al Hikmah Al Muta’aliyah fi Asfar Al-A’qliyah Al-Arba’ah (Asfar), Al-Hasyr
(Tarh Al-Kawnayn fi Hasyr Al-Alamin), Al-Hikmah Al-‘Arsyiyah, dll
3.
Filsafat Mulla
Shadra
Dalam teori pengetahuannya, ia menetapkan 3 jalan untuk mencapai
kebenaran, yaitu jalan wahyu, ta’aqqul, dan al-burhan, serta jalan musyahadah
dan mukasyafah, yaitu jalan penyaksian kalbu dan menyingkapan mata hati melalui
penyucian hati. Ia membagi pengetahuan menjadi dua jenis, yaitu husuli atau
konsepsual dan pengetahuan atau ilmu huduri. Titik pusat filsafat ia ialah
pengalaman makrifat tentang wujud sebagai hakikat atau kenyataan tertinggi.
Filsafat
metafisika Mulla Shadra, menurutnya benda-benda disekitar alam bukanlah tanpa
ilusi, namun juga ada seperti adanya Tuhan, sedangkan sifat-sifat tidak
mempunyai eksistensi sama sekali. Realitas alam semesta merentang dari kutub
Tiada mutlak ke kutub Ada mutlak (Hikmah Muta’aliyah).
Dalam teori
gerakan substansial, ia mengatakan bahwa seluruh wujud manusia, yakni badan dan
pikiran berada dalam perubahan, perubahan perkembangan dimana entitas yang
bergerak secara progresif merealisasikan kesempurnaan hingga wujus yang abadi
(harakat al-ittishal).
Teori
kebangkitan jasmani Mulla Shadra ada 10, yakni : faktor dasar dalam realitas
adala wujud dan bukan esensi atau idea abstrak; perbedaan sesuatu dari lainnya,
sebagai entitas ndivisual, berdasarkan
wujudnya sendiri (kualitas dan aksiden individual); wujud yang merupakan
substansi tunggalm berubah dan berkembang; entitas adalah keseluruhan gerak
berkembang; entitas identik dengan bentuk akhir sesuatu sebagai titik akhir dan
istilah-istilah gerak sebelumnya bukan entitasnya; entitas yangmenyatu bukanlah
urutan yang sama; kestauan badan disebabkan oleh jiwa yang merupkan bentuknya
yang terakhir; imajinasi bukan fakultas badan; setelah mati imajinasi menjadi
intens dan terus berlangsung.
Kunci
flsafatnya, untuk mencapai derajat hikmah muta’aliyah ada 4 kesempurnaan akal :
melepas tabir kegelapan dan cahaya yang menghalangi hakikat rohaninya, hakikat
menuju hakikat dengan hakikat, hakikat kepada makhluk dengan hakikat, dan dari
makhluk menuju makhluk dengan makhluk dengan hakikat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar