Senin, 18 Mei 2015

FILSAFAT ISLAM DI DUNIA ISLAM TIMUR : Filsafat al-Kindi



A.      Al-Kindi
1.    Biografi
Al-Kindi (185H/801M-260H/873M) adalah filsuf pertama yang muncul di Islam yang disebut sebagai “Ahli Filsafat Arab”. Nama lengkapnya adalah Abu Yusuf Ya’qub bin Ishaq ibn Sabbah ibn Imran ibn Ismail bin Muhammad bin Al-Ash’ats Qais Al-Kindi. Ia dilahirkan di Kufah dan memperoleh pendidikan masa kecilnya di Basrah, namun saat dewasa dan meninggal di Baghdad. Di Baghdad, ia belajar ilmu pengetahuan dan filsafat. Ia terlibat gerakan penerjemahan atau menyalin ilmu pengetahuan dan filsafat untuk mengisi perpustakaan pribadinya “Al-Kindiyah”. Di Baghdad, ia bertemu al-Ma’mun, al-Mu’tasim, dan putra al-Mu’tasim (Ahmad). Ia diangkat sebagai guru pribadi Ahmad. Ia juga terkenal di masa pemerintahan al-Mutawakil, sehingga menurut Harun Nasution bahwa al-Kindi menganut aliran Mu’tazilah.


2.      Karya-Karya Al-Kindi
Isi karya al-Kindi adalah filsafat, logika, musik, aritmatika, dll. Beberapa karangan al-Kindi diantaranya : Kimiya’ Al-‘Itr, Fi Isti’mal Al-‘adad al-Hindi, Risala fi l-Illa al-Failaili l-Madd wa l-Fazr, Ash-Shu’a’at, dll
3.      Filsafat Al-Kindi
-          Falsafah Ke-Tuhanan
Tiap benda memiliki dua hakikat, yaitu hakikat aniah dan mahiah (universal :gebus dan spesies). Tuhan tidak mempunya arti aniah karena tidak termasuk dalam benda, dan tidak mahiah karena Tuhan tidak genus atau spesies. Tuhan adalah Pencipta, bukan Penggerak Pertama. Tuhan adalah sumber dari alam ini dan dari segala yang ada. Sehingga, alam adalah emanasi dari Tuhan
-          Falsafah Jiwa
 Jiwa adalah intisari dari manusia. Roh itu tidak tersusun, sempurna, mulia berasal dari Tuhan. Roh menentang keinginan hawa nafsu. Dengan perantara roh, manusia memperoleh pengetahuan yang sebenarnya. Ada dua pengetahuan menurutnya, yaitu pengetahuan pancaindera dan akal. Pengetahuan pancaindera mengenai yang lahir saja, sedangkan akal merupakan hakikat-hakikat yang hanya diperoleh oleh manusia, tetapi dengan syarat harus melepaskan sifat binatang dalam tubuhnya. Caranya yaitu dengan meninggalkan dunia atau zuhud sehingga menjadi suci dan dapat menangkap gambaran segala hakikat.
Roh bersifat kekal dan tidak hancur dengan hancurnya badan. Setelah roh berpisah dengan badan, maka pergi ke Alam Kebenaran atau Alam Akal (Tuhan) dan memperoleh kesenangan sebenarnya dan pengetahuan yang sempurna.
-          Arah dan Pembagian Filsafat al-Kindi
Ia telah membuka pintu bagi penafsiran filosofis terhadap al-Qur’an sehingga menciptaan persesuaian antara agama dan filsafat, yaitu mengikuti jalur ahli logika dan memfilsaftkan agama, lalu memandang agama sebagai sebuah ilmu ilahiah dan menempatkannya di atas filsafat yang diketahui nabi. Akan tetapi, melalui penafsiran filosofis, agama menjadi selaras dengan filsafat.
-          Alam
Menurut al-Kindi ala mini tidak kekal. Benda-benda fisik terdiri atas materi dan bentuk, dan bergerak didalam ruang dan waktu. Waktu dan ruang adalah terbatas dan waktu bukanlah gerak, tetapi bilangan pengukur gerak. Karena terbatas, ia tidak kekal. Hanya Allah-lah yang kekal.
-          Roh dan Akal
Al-Kindi membagi akal empat macam; (1) akal yang selalu bertindak; (2) akal yang secara potensial berada di dalam roh; (3) akal yang telah berubah, di dalam roh, dari daya menjadi actual; (4) akal kedua (tingkat kedua aktualitas).
Sebelum jiwa menyatu dengan roh, roh berdaya rasional.Bila genus dan spesies menyatu dengan roh, maka menjadi terakali dan menjadi actual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar