A.
Al-Kindi
1.
Biografi
Al-Kindi (185H/801M-260H/873M)
adalah filsuf pertama yang muncul di Islam yang disebut sebagai “Ahli Filsafat
Arab”. Nama lengkapnya adalah Abu Yusuf Ya’qub bin Ishaq ibn Sabbah ibn Imran
ibn Ismail bin Muhammad bin Al-Ash’ats Qais Al-Kindi. Ia dilahirkan di Kufah
dan memperoleh pendidikan masa kecilnya di Basrah, namun saat dewasa dan
meninggal di Baghdad. Di Baghdad, ia belajar ilmu pengetahuan dan filsafat. Ia
terlibat gerakan penerjemahan atau menyalin ilmu pengetahuan dan filsafat untuk
mengisi perpustakaan pribadinya “Al-Kindiyah”. Di Baghdad, ia bertemu
al-Ma’mun, al-Mu’tasim, dan putra al-Mu’tasim (Ahmad). Ia diangkat sebagai guru
pribadi Ahmad. Ia juga terkenal di masa pemerintahan al-Mutawakil, sehingga
menurut Harun Nasution bahwa al-Kindi menganut aliran Mu’tazilah.
2.
Karya-Karya
Al-Kindi
Isi karya al-Kindi adalah filsafat, logika,
musik, aritmatika, dll. Beberapa karangan al-Kindi diantaranya : Kimiya’
Al-‘Itr, Fi Isti’mal Al-‘adad al-Hindi, Risala fi l-Illa al-Failaili l-Madd wa
l-Fazr, Ash-Shu’a’at, dll
3.
Filsafat
Al-Kindi
-
Falsafah
Ke-Tuhanan
Tiap benda
memiliki dua hakikat, yaitu hakikat aniah dan mahiah (universal :gebus dan
spesies). Tuhan tidak mempunya arti aniah karena tidak termasuk dalam benda,
dan tidak mahiah karena Tuhan tidak genus atau spesies. Tuhan adalah Pencipta,
bukan Penggerak Pertama. Tuhan adalah sumber dari alam ini dan dari segala yang
ada. Sehingga, alam adalah emanasi dari Tuhan
-
Falsafah
Jiwa
Jiwa adalah intisari dari manusia. Roh itu
tidak tersusun, sempurna, mulia berasal dari Tuhan. Roh menentang keinginan
hawa nafsu. Dengan perantara roh, manusia memperoleh pengetahuan yang
sebenarnya. Ada dua pengetahuan menurutnya, yaitu pengetahuan pancaindera dan
akal. Pengetahuan pancaindera mengenai yang lahir saja, sedangkan akal
merupakan hakikat-hakikat yang hanya diperoleh oleh manusia, tetapi dengan
syarat harus melepaskan sifat binatang dalam tubuhnya. Caranya yaitu dengan
meninggalkan dunia atau zuhud sehingga menjadi suci dan dapat menangkap
gambaran segala hakikat.
Roh bersifat
kekal dan tidak hancur dengan hancurnya badan. Setelah roh berpisah dengan
badan, maka pergi ke Alam Kebenaran atau Alam Akal (Tuhan) dan memperoleh
kesenangan sebenarnya dan pengetahuan yang sempurna.
-
Arah
dan Pembagian Filsafat al-Kindi
Ia telah
membuka pintu bagi penafsiran filosofis terhadap al-Qur’an sehingga menciptaan
persesuaian antara agama dan filsafat, yaitu mengikuti jalur ahli logika dan
memfilsaftkan agama, lalu memandang agama sebagai sebuah ilmu ilahiah dan
menempatkannya di atas filsafat yang diketahui nabi. Akan tetapi, melalui
penafsiran filosofis, agama menjadi selaras dengan filsafat.
-
Alam
Menurut
al-Kindi ala mini tidak kekal. Benda-benda fisik terdiri atas materi dan
bentuk, dan bergerak didalam ruang dan waktu. Waktu dan ruang adalah terbatas
dan waktu bukanlah gerak, tetapi bilangan pengukur gerak. Karena terbatas, ia
tidak kekal. Hanya Allah-lah yang kekal.
-
Roh
dan Akal
Al-Kindi
membagi akal empat macam; (1) akal yang selalu bertindak; (2) akal yang secara
potensial berada di dalam roh; (3) akal yang telah berubah, di dalam roh, dari
daya menjadi actual; (4) akal kedua (tingkat kedua aktualitas).
Sebelum jiwa menyatu
dengan roh, roh berdaya rasional.Bila genus dan spesies menyatu dengan roh,
maka menjadi terakali dan menjadi actual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar