Senin, 18 Mei 2015

FILSAFAT ISLAM DI DUNIA ISLAM BARAT : Ibnu Rusyd



A.    Ibnu Rusyd
1.      Biografi
Nama lengkapnya adalah Abu al-Walid Muhammad bin ahmad bin Muhammad bin Rusyd. Ia lahir di Cordoba apada 520 H. ia lebih dikenal dengan Expaliner di Eropa atau Juru Tafsir. Ia mampu meringkas intisari pikiran filsafat Yunani dengan baik. Ia jug ahli dalam bidang kedokteran, qadhi, astronomi, fisika, matematika, dll. Namun karena keahliannya itu, ia mendapat tuduhan besar berupa studi-studi yang membahayakan oleh orang yang iri dengannya, sehingga Ibn Rusyd diusir dari tanah kelahirannya dan dibakar karya-karyanya. Namun Al-Mansur sekembalinya dari Marrasukusy mengampuninya dan memanggilnya kembali hingga ia wafat pada  tahun 595 H.  
2.      Karya-Karya Ibnu Rusyd
Karya-karya Ibn Rusyd sangat monumental, salah satunya yaitu Bidayah al-Mujtahid wa Nihdyah al-Muqtasid, Kulliyat fi at-Thiib, Al-Asghar, Al-Ausat, Al-Akbar, Tahafut al-Falasifah,dll
3.      Filsafat Ibnu Rusyd
-       Agama dan Filsafat
Ibnu Rusyd menegaskan bahwa antara agama Islam dan filsafat tidak ada pertentangan. Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk mempelajari filsafat karena manusia harus spekulasi atas alam raya ini dan merenungkan bermacam-macam kemaujudan. Ia membagi manusia dalam tiga golongan, sebagaimana dalam al-Qur’an, yaitu para filsuf, teolog dan orang awam. Sejauh ini, agama sejalan dengan filsafat. Tujuan dan tindakan filsafat sama dengan tyjuan dan tindakan agama.
-       Qadim-nya Alam
Ibnu Rusyd menegaskan bahwa paham qadim-nya alam itu tidak bertentangan dengan ajaran al-Qur’an. Alam diciptakan Tuhan bukanlah dari tiada, tetapi dari sesuatu yang telah ada. Alam itu dikatakan qadim, justru karena alam itu diciptakan Tuhan, yakni diciptakan sejak qidam/azali. Karena diciptakan-Nya sejak qidam, alam itu menjadi qidam pula. Bagaimanapun, Tuhan dan alam tidak sama karena Tuhan adalah qadim yang mencipta, sedangkan alam adalah qadim yang dicipta.
-       Kebangkitan Jasmani
Menurut Ibnu Rusyd, tidak ada ijma ulama tentang kebangkitan jasmani pada hari akhirat, dank karena itu, paham yang menyatakan kebangkitan di akhirat hanya bersifat rohani saja, tidak dapat dikafirkan dengan alasan adanya ijma’. Ia juga menyatakan bahwa semua agama mengakui adanya hidup kedua di hari akhirat kendati ada perbedaan pendapat mengenai bentuknya. Kehidupan di akhirat itu berbeda dengan kehidupannya di dunia, sesuai dengan isyarat hadis. Kehidupan manusia di akhirat lebih tinggi daripada di dunia. Manusia memiliki keterbatasan daya tangkap tentang hal-hal yang abstrak. Kehidupan manusia di akhirat lebih baik digambarkan dalam bentuk jasmani daripada digambarkan dala bentuk rohani saja. Mengenai kebangkitan pada hari akhirat, ia sendiri berpendapat bahwa yang aka nada nanti di akhirat adalah badan yang serupa dengan yang ada di dunia dan bukan badan yang semula di dunia karena yang sudah hancur tidak akan datang kembali.
-       Pengetahuan Tuhan
Pengetahuan Tuhan tentang perincian yang terjadi di alam tidak sama dnegan pengetahuan manusia tentang perincian itu. Pengetahuan manusia dalam hal ini mengambil bentuk efek, sedang pengetahuan Tuhan merupakan sebab. Yaitu sebab bagi wujudnya perincian tersebut. Selanjutnya, pengetahuan manusia bersifat baru dan pengetahuan Tuhan bersifat qadim, yaitu semenjak azal, Tuhan mengetahui segala hal-hal yang terjadi di alam, betapapun kecilnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar