A.
Al-Ghazali
1.
Biografi
Nama lengkapnya
adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, dilahirkan di Thus,
Khurasan,Persia pada 450 H. Ia diberi gelar Hujjat al-Islam dan Zayn ad-Din. Ayah
al-Ghazali adalah seorang sufi sejati. Ayahnya wafat ketika ia dan saudara
kandungnya, Ahmad masih dalam usia kanak-kanak. Ayahnya berwasiat kepada
temannya seorang sufi untuk merawat anaknya. Setelah biaya yang dititipkan
ayahnya habis, mereka melanjutkan ke sekolah agama di Thus. Kemudian ia pergi ke kota ilmu
Naisabur di sekolah Nidhimiyah bermadzhab Asy’ariyah. Gurunya ialah Imam
al-Haramain al-Ma’ali al-Juwaini. Setelah Imam al-Haramain wafat, PM saljuk
memberikan kepercayaan al-Ghazali untuk mengelola madrasah Nidhamiyah di
Baghdad. Khalifah Abasiyah meminta Al-Ghazali terjun ke politik. Akan tetapi ia
merasakan krisis rohani, keraguan masalah akidah dan ilmu pengetahuan selama 2
bulan. Maka, ia melanjutkan studinya dan meninggalkan Baghdad untuk ke Syam dan
kota-kota lainnya guna berkhalwat untuk berjuang tazkiyatun nafs dan
mendekatkan diri kepada Allah hingga beliau wafat pada 14 Jumadil Akhir 505
H.
2.
Karya-Karya
Al-Ghazali
Kitab yang
ditulisnya meliputi bidang tafsir al-Qur’an. Kalam, ushul fiqh, tasawuf,
falsafah, dll. Jumlahnya mencapai 72, yang diantaranya : Ihya Ulum ad-Din,
Tahafut al-Falasifah, Al-Iqtishad al-“Itiqad, Jawahir al-Qur’an, dll
3.
Filsafat
al-Ghazali
-
Paham
Qadim-nya Alam
Baginya, alam
haruslah tidak qadim dan ini berarti pada awalnya Tuhan ada, sedangkan alam
tidak ada, kemudian Tuhan menciptakan alam maka alam ada disamping adanya
Tuhan. Tuhan Maha Mengetahui, Mahaperkasa, dan Maha Berkehendak dalam
menentukan sesuatu yang Ia kehendaki, maka Ia menciptakan semua makhluk dan
alam sebagaimana Ia kehendaki dan dalam bentuk yang Ia kehendaki.
-
Paham
bahwa Tuhan Tidak Mengetahui Juz’iyat
Al-Ghazali
memandang bahwa Tuhan Maha Segala Tahu baik besar ataupun kecil. Pernyataan
bahwa Tuhan tidak mengetahui juz’iyat menunjukkan ketidakberimanan mereka. Yang
benar adalah tidak ada sebutir atom pun di langit maupun di bumi yang luput
dari pengetahuan-Nya.
-
Paham
Kebangkitan Jasmani
Menurut
al-Ghazali, gambaran al-Qur’an dan Hadis tentang kehidupan di akihrat mengacu
pada rohani dan jiwa. Jasad dibangkitkan dan disatukan dengan jiwa-jiwa manusia
yang pernah hidup du dunia untuk merasakan nikmat surgawi yang bersifat
rohani-jasmani dan merasakan azab neraka yang bersifat rohani-jasmani.
-
Metafisika
Manusia menurut
al-Ghazali diciptakan Allah sebagai makhluk yang terdiri dari jiwa dan jasad.
Jiwa, yang menjadi inti hakikat manusia adalah makhluk spiritual rabbani yang
sangat halus (latifah rabbaniyyah). Istilah-istilah yang digunakan al-Ghazali
adalah qalb, ruh, nafs, dan ‘aql. Tuhan sesungguhnya dapat menghancurkan jiwa,
tetap Dia tidak melakukannya. Hanya jiwa syara’ yang dapat menjelaskan
kehidupan di akhirat. Mengenai hubungan jiwa dan jasad, jiwa merupakan inti
hakiki manusia dan jasad hanyalah alat baginya untuk mencari bekal dan
kesempurnaan; karena jasad sangar diperlukan oleh jiwa maka ia harus dirawat
baik-baik.
-
Klasifikasi
Ilmu
Al-Ghazali menyebutkan
4 klasifikasi ilmu, yaitu Ilmu Teoritis dan Ilmu Praktis, Pengetahuan Hudhuri
dan Pengetahuan Hushuli, Ilmu Religius dan Ilmu Intelektual, dan Ilmu Fardhu
‘Ain dan Ilmu Fardhu Kifayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar