Senin, 18 Mei 2015

FILSAFAT ISLAM DI DUNIA ISLAM TIMUR : Ikhwan Ash-Shafa



A.    Ikhwan Ash-Shafa’
1.    Biografi
Ikhwan ash-Shafa’ (347-373H) adalah kelompok filsuf di kota Basrah yang tidak jelas, karena anggota dan aktivitasnya bersifat rahasia dari kalangan Syiah Ismailliyah yang memiliki cabang di Baghdad. Para pemuka mereka adalah Abu Sulaiman Al-Busti, Abu al-Hasan az-Zanjari, Abu Ahmad an-Nahrajuri, Abu al-Hasan al-Aufi, dan Zaid bin Rita’ah. Kelompok ini terbagi dalam 4, yaitu Para Saudara Yang Baik dan Dikasihi (15-29th), Para Saudara Yang Terbaik dan Utama(30-39th), Para Saudara Yang Utama dan Mulia (40-49th), Kelompok Elit Yang Memiliki Hati Terbuka dan Menyaksikan Kebenaran dengan Mata Hati (50th-an)
2.    Karya-Karya Ikhwan Ash-Shafa’
Kelompok ini memiliki karya yang terhimpun menjadi 52 risalah (14 matematis, 17 kealaman, 10 psikologis dan intelektual, 11 metafisika dan teologis), salah satunya yaitu “On How the Animals and Their Kinds are Formed.


3.    Filsafat Ikhwan Ash-Shafa’
-Filsafat Alam
Kemunculan wujud dari yag pertama sampai yang terakhir, urutannya adalah: Tuhan, akal universal, jiwa universal, materi pertama dan bentuk, tabiat, tubuh mutlak, falak, unsur yang empat ( tanah, air, udara, dan api), dan yang dilahirkan dari empat unsure (benda mineral, tumbuhan, binatang, dan manusia). Penciptaan alam oleh Tuhan adalah manifestasi kepemurahan Tuhan. Ia menciptakan alam rohani sekaligus dan menciptakan alam raga secara berangsur-angsur.
-Filsafat dan Angka
Seseorang harus mempelajari matematika dan bilangan sebelum mempelajari cabang-cabang pengetahuan yang lain, seperti logika, fisika, dll. Seseorang dapat belajar tentang keesaan Tuhan dengan mengetahui hal-hal yang berkenaan dengan angka.
-Manusia dan Jiwa
Manusia terdiri atas dua unsure, yaitu Jiwa(Immateri) dan Tubuh(Materi). Masuknya jiwa kedalam tubuh adalah hukuman untuk jiwa karena melanggar larangan Tuhan, seperti kisah Adam As. Jiwa dalam tubuh memilki potensi menerima pengetahuan. Maka harus dididik dengan benar, agar jiwa menjadi suci tidak mengikuti hawa nafsu dan menjadi malaikat dalam potensi. Maka jika tiba waktu kematian, jiwa manusia masuk keadalam surga di alam langit, berbahagia dengan segala kesenangan. Begitu juga sebaliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar