B. Ar-Razi
1. Biografi
Nama lengkap
beliau adalah Abu Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi (250-313 H atau 320 H).
Beliau dikenal sebagai dokter, filsuf, ilmuwan, dan pemikir bebas yang
dipanggil Rhazes oleh orang Latin- dilahirkan di Rayy, dekat Teheran. Ia
memimpin Rs. Rayy dan disebut dokter Islam yang tak tertandingi.
2.
Karya-Karya
Ar-Razi
Karya ar-Razi menurut ibn An-Nadim
jumlahnya seluruh 148 buah (ilmu kedokteran, fisika, logika, matematika,
astronomi, komentar, ringkasan, dan ikhtisar filsafat dan ilmu pengetahuan,
dll. Salah satu karyanya adalah: Ath-Thabib Ar-Ruhani, Ash-shirat
Al-Falsafiyyah, Kitab Al-Ladzadzah, dll
1.
Filsafat
Ar-Razi
a.
Filsafat
Lima Kekal
Kekekalan lima hal tersebut dari Yunani, yaitu : Tuhan, roh
universal, materi pertama, ruang mutlak, dan waktu mutlak. Sistematika filsafat
lima kekal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
-
Allah;
hidup dan aktif (dengan sifat independen)
-
Jiwa
Universal; hidup dan aktif(dengan sifat dependen), tidak berbentuk, mempunyai
naluri untuk bersatu dengan materi pertama untuk melampiaskan kesenangannya
yang bisa terlena, maka Allah menciptakan akal untuk menyadarkan jiwa yang
terlena dalam fisik tersebut.
-
Materi
pertama; tidak hidup dan pasif, kekal karena tidak mungkin berasal dari
ketiadaan. Tuhan tidak mungkin menciptakan sesuatu tanpa bahan sebelumnya yang
kekal karena mendapat emanasi dari Yang Maha Kekal.
-
Ruang
absolute; tidak aktif dan tidak pasif. Materi yang kekal butuh ruang yang kekal
juga. Ada dua macam ruang, yaitu ruang particular (relative) dan ruang universal.
Ruang partikual: terbatas, ruang universal tidak terbatas dan tidak terikat
pada maujud karena bisa saja dapat terjadi kehampaan tanpa maujud.
-
Zaman
absolute; tidak aktif dan tidak pasif. Zaman ada dua, yaitu relative dan
universal. Universal tidak terikat pada gerakan alam semesta dan falak.
b.
Filsafat
Rasionalis
Menurut ar-Razi tiada tempat bagi
wahyu atau intuisi mistis, hanya akal logislah yang merupakan criteria tunggal
pengetahuan dan perilaku. Menurut Harun Nasution, ar-Razi menentang kenabian
dan wahyu, karena manusia lahir dengan kemampuan yang sama untuk meraih
pengetahuan dan al-Qur’an bukan mukjizat. Sedangkan menurut Ahmad Aziz, beliau
mengakui kenabian. Seperti yang ia katakan “semoga Allah melimpahkan salawat
kepada ciptaan-Nya yang terbaik, Nabi Muhammad dan keluarganya….” Dalam buku
Ath-Thibb ar-Ruhaninya. Dengan demikian, ar-Razi adalah seorang
rasionalis-religius karena masih mengakui logikanya kepada agama dan wahyu.
c.
Filsafat
Moral
Menurutnya
manusia dapat menemukan keburukan-keburukannya sendiri dari kritik musuh.
Keburukan disebabkan rusaknya kesehatan dan ketenangan pikiran, frustasi yang
tak terelakkan. Kesenangan menjadi hakimnya akal dan bukan alasan untuk
bersenang-senang. Kesuluruhan etika difokuskan pada imbauan kepada akal untuk
mengontrol hawa nafsu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar