Senin, 18 Mei 2015

FILSAFAT ISLAM DI DUNIA ISLAM TIMUR : Ar-Razi



B. Ar-Razi
1. Biografi
Nama lengkap beliau adalah Abu Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi (250-313 H atau 320 H). Beliau dikenal sebagai dokter, filsuf, ilmuwan, dan pemikir bebas yang dipanggil Rhazes oleh orang Latin- dilahirkan di Rayy, dekat Teheran. Ia memimpin Rs. Rayy dan disebut dokter Islam yang tak tertandingi.
2.    Karya-Karya Ar-Razi
Karya ar-Razi menurut ibn An-Nadim jumlahnya seluruh 148 buah (ilmu kedokteran, fisika, logika, matematika, astronomi, komentar, ringkasan, dan ikhtisar filsafat dan ilmu pengetahuan, dll. Salah satu karyanya adalah: Ath-Thabib Ar-Ruhani, Ash-shirat Al-Falsafiyyah, Kitab Al-Ladzadzah, dll




1.    Filsafat Ar-Razi
a.    Filsafat Lima Kekal
Kekekalan lima hal tersebut dari Yunani, yaitu : Tuhan, roh universal, materi pertama, ruang mutlak, dan waktu mutlak. Sistematika filsafat lima kekal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
-          Allah; hidup dan aktif (dengan sifat independen)
-          Jiwa Universal; hidup dan aktif(dengan sifat dependen), tidak berbentuk, mempunyai naluri untuk bersatu dengan materi pertama untuk melampiaskan kesenangannya yang bisa terlena, maka Allah menciptakan akal untuk menyadarkan jiwa yang terlena dalam fisik tersebut.
-          Materi pertama; tidak hidup dan pasif, kekal karena tidak mungkin berasal dari ketiadaan. Tuhan tidak mungkin menciptakan sesuatu tanpa bahan sebelumnya yang kekal karena mendapat emanasi dari Yang Maha Kekal.
-          Ruang absolute; tidak aktif dan tidak pasif. Materi yang kekal butuh ruang yang kekal juga. Ada dua macam ruang, yaitu ruang particular (relative) dan ruang universal. Ruang partikual: terbatas, ruang universal tidak terbatas dan tidak terikat pada maujud karena bisa saja dapat terjadi kehampaan tanpa maujud.
-          Zaman absolute; tidak aktif dan tidak pasif. Zaman ada dua, yaitu relative dan universal. Universal tidak terikat pada gerakan alam semesta dan falak.
b.    Filsafat Rasionalis
Menurut ar-Razi tiada tempat bagi wahyu atau intuisi mistis, hanya akal logislah yang merupakan criteria tunggal pengetahuan dan perilaku. Menurut Harun Nasution, ar-Razi menentang kenabian dan wahyu, karena manusia lahir dengan kemampuan yang sama untuk meraih pengetahuan dan al-Qur’an bukan mukjizat. Sedangkan menurut Ahmad Aziz, beliau mengakui kenabian. Seperti yang ia katakan “semoga Allah melimpahkan salawat kepada ciptaan-Nya yang terbaik, Nabi Muhammad dan keluarganya….” Dalam buku Ath-Thibb ar-Ruhaninya. Dengan demikian, ar-Razi adalah seorang rasionalis-religius karena masih mengakui logikanya kepada agama dan wahyu.  
c.    Filsafat Moral
            Menurutnya manusia dapat menemukan keburukan-keburukannya sendiri dari kritik musuh. Keburukan disebabkan rusaknya kesehatan dan ketenangan pikiran, frustasi yang tak terelakkan. Kesenangan menjadi hakimnya akal dan bukan alasan untuk bersenang-senang. Kesuluruhan etika difokuskan pada imbauan kepada akal untuk mengontrol hawa nafsu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar