Disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Linguistik dan Filologi
Dosen
pengampu: Adib Shofia, S.S. M.
Hum.
Disusun oleh :
Ulfah
Kholiliana N
(14530049)
ILMU STUDI AL-QUR’AN
DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN
PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
A.
Transliterasi
Bismillāhirraḥmānirraḥīm
Rabbi yassir wa ’a‘in
Al-ḥamdu lillahi al-wā ḥidi biżātihi wa ṣifātihi
al-munazzahi fī aḥadiyyatihi ‘an musyābihati makhlūqātihi wa ṣalawātuhu ‘alā muḥammadin ‘abdihi wa rasūlihi al-muwaḍḍiḥi lisunnatihi wa
‘an mutasyābihāti ayātihi al-bāqī mamaduhu liauliyāihi ba‘da mamātihi kamā kāna lahum fī ḥayātihi wa ‘alā alihi wa ṣaḥbihi al-lażīna kāna aḥaduhum iżā zārahu fī qabrihi sallama ‘alaihi wa rafa‘a yadaihi kamā kāna yarfa‘uhā ‘inda iftitāhi ṣalātiḥi wasallama taslimān kaṡirān.
Fāinnaka sa altanī - arsyadanī Allahu waiyyāka ‘an amrin ‘aẓīmin fī hażā al-zamāni khaṭṭabahu wa ‘amma ḍararuhu wa huwa
mā taẓāhara bihi b‘a ḍu al-mubtadi‘ati al-muntasibīna ilā al-ḥadīṡi wa al-fiqhi wa asyā‘ahu fī al- āmmati wa al-khāssati min ‘itiqādi ẓawāhiri al-ayāti al-mutasyābihati fī asmāihi ta‘ālā min gairi ta‘arruḍin li taṣurrufihā ‘an mā yūhimu al-tajsīma wa al-tasybīha wa yuz‘amu annahu fī żalika mutamassikun bi al-kitābi wa al-sunnati
māsya
‘alā ṭarīqati al-salafi
al- ṣāliḥi wa yasyna‘u ‘alā man ta‘arraḍa ilā sya in minhā bita wīlin au ṣarfihi ‘an ẓāharihi bidalīlin wa yansibuhu fī żalika ilā mukhālifati al- ṣaḥābati wattābi‘īna likaunihim mā nuqila ‘anhum al-ta‘arruḍu li syai in min żalika wa qad ḍalla wa aḍalla kaṡīrā, wa mā yuḍillu bihi illā man huwa qāṣira al-fahmi ḍa‘īfu al-nūri.
Wa ḥaiṡu sa altanī ‘an żalika wa ragibtu fī imlā’i syai’in alaihi falā budda min al-ijābati ‘alā sabīli al-naṣīḥati lillahi wa
rasūlihi wa li a’immati al-muslimīn wa ‘āmmatihim.
F‘ālam - amaddanī Allahu wa iyyāka bi madadi
taufīqihi - anna min
ajalli minaḥi Allahi ‘ala ‘abdihi ṭahāratu qalbihi wa
salāmatu fiṭratihi wa qillatihi manṭiqihi fāinnahu biżalika yulaqqinu al- ḥikmata wa yusmi‘u hawātifa al-ḥaqqi fī kulli nafasin
min anfāsihi wa yuḍīu lahu fī laili al-mutasyābihi miṣbāḥa al-muḥkami, fayarsukhu
qadamu ṣidqihi fī m‘a rifati
rabbihi, wa yuḥyī baladuhu al-tayyibi bigaiṡi al-hudā wa al- ‘ilmi. Fayakhruju
nabatuhu biiżni rabbihi “ kasyajaratin tayyibatin aṣluhā ṡābitun wa far ‘uhā fi al-samā‘i tūtī ukulahā kulla ḥīnin biiżni rabbihā” wa yasluku bi tajjalī afkārihi sabīla al-istiqāmah, fayakhruju min butūnihā syarābu mukhtalifa
alwānihi fīhi syifā‘i llinnāsi.
B.
Terjemah
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang
Segala
puji bagi Allah yang menyendiri didalam Dzat dan sifat-sifat-Nya, yang ke Esaan-Nya
di bersihkan dari menyerupai makhluk-makhluk-Nya, rahmat ta’dzim dan salamnya
Allah, semoga selalu terlimpahkan kepada nabi Muhammad yang menjadi hamba dan
utusannya yang menjelaskan pada sunahnya dan keserupaan ayat-ayatnya. Yang
pertolongannya selalu tetap kepada kekasih-kekasihnya setelah wafatnya seperti ketika
di masa hidupnya. Dan keluarga dan sahabat-sahabatnya yaitu orang-orang yang
salah satunya ketika berziarah pada kuburan nabi mengucapkan salam dan
mengangkat kedua tangannya seperti halnya ketika memulai shalat.
Sesungguhnya
engkau bertanya kepadaku - semoga Allah memberikan petunjuk kepadaku dan
engkau - dari masalah besar di zaman ini yang Allah memberikan bencana dan
meratakan bahayanya. Yaitu kebid’ahan yang dimunculkan oleh sebagian ahli
bid’ah yang di nisbatkan pada ahli hadist dan fiqh. Dan menyiarkan kepada orang
umum dan terkemuka dari kepercayaan lahirnya ayat-ayat Mutasyabih pada
nama-namanya Allah. Tanpa ada pertentangan untuk menolaknya yang menimbulkan
persangkaan pada tajsim dan tasybih. Dan sebagaian ahli bid’ah di sangka dengan
orang-orang yang berpegangan pada al-Qur’an dan Hadist yang hidup pada jalan
salaf al-salih. Dan mencaci maki pada orang yang menentangnya dengan ta’wil
atau menolaknya dari jelasnya ta’wil dengan dalil. Dan menuduh pada melawan para
sahabat dan tabi’in karena adanya sahabat dan tabi’in tidak ada pertentangan. Dan sebagian ahli bid’ah benar-benar tersesat dan
menyesatkan banyak orang. Dan tidak akan tersesat pada kebidahan kecuali orang
yang pendek pemahaman dan lemah cahaya hatinya.
Dan sekiranya engkau bertanya kepadaku dan ku senang mendektekannya,
maka aku wajib menjawabnya
dengan jalan nasihat karena untuk mencari ridhanya Allah, Rasul, imam-imam orang
Islam dan orang umumnya.
Maka ketahuilah - semoga Allah memberikan
pertolongan kepadaku dan engkau dengan pertolongan taufiknya - Sesungguhnya
sebagian dari lebih agung-agungnya anugrah Allah kepada hambanya adalah
mensucikan hati hanbanya, menyelamatkan agama hambanya dan sedikinya ucapan. Maka
dengan anugrah tersebut Allah mengajarkan ilmu Hikmah dan memperdengarkan
suara tanpa rupa kebenaran pada nafas
dari beberapa nafas hambanya. Dan menerangi di malam yang samar-samar dengan
lampu kesempurnaan, maka melekatlah langkah kesungguhan didalam ma’rifat Allah dan
menghidupkan negerinya yang bagus dengan hujan pertolongan dan ilmu, maka
tumbuhlah tumbuh-tumbuhan dengan izin tuhannya. “seperti pohon yang baik,
akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit,(pohon) itu menghasilkan
buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhan-nya.” Dan bertindak dengan
terangnya pikiran dan istiqomah maka keluarlah dari dalamnya minuman yang
bermacam-macam warna yang menjadi obat manusia.
C. Interprestasi
Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan yang
Ke-Maha Esaan-Nya dalam Dzat dan sifat-sifat-Nya suci dari menyerupai
makhluk-makhluk-Nya. Sholawat serta salam, semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, keluarga dan sahabat-sahabatnya. Yang
mana Nabi Muhammad adalah hamba sekaligus utusan-Nya yang mengajarkan agama Allah
dengan keserupaan ayat-ayat dan sunnahnya, dan pertolongannya akan selalu ada untuk
umatnya hingga hari akhir.
Isi dari
manuskrip ini adalah membicarakan tentang bid’ah. Dimulai dari sebuah
pertanyaan “sesungguhnya
engkau bertanya kepadaku - semoga Allah memberikan petunjuk kepadaku dan
engkau - dari masalah besar di zaman ini (bid’ah)”. Diterangkan bahwa bid’ah adalah masalah besar yang dimunculkan
oleh sebagian ahli bid’ah yang banyak terjadi setelah Nabi Muhammad wafat. Allah Swt
telah memberikan bencana dan meratakannya dengan banyaknya bid’ah yang
dimunculkan oleh sebagian ahli bid’ah yang telah dinisbatkan kepada sebagian ahli hadist dan ahli
fiqh. Mereka menyebarkan kepada orang umum dan orang terkemuka
di zamannya tentang kepercayaan lahirnya ayat-ayat mutasyabih pada nama-nama
Allah. Tanpa ada pertentangan untuk menolaknya yang menimbulkan persangkaan
pada tajsim dan tasybih. Orang-orang menyangka bahwa mereka (ahli bid’ah)
adalah orang-orang yang berpegang pada al-Qur’an dan Hadist yang hidup pada
jalannya para Salaf al-Salih. Sebagian dari ahli bid’ah menentang
terhadap jelasnya ta’wil dengan menggunakan dalil dan mengatakan bahwa tidak
ada pertentangan diantara para sahabat dan tabi’in mengenai hal tersebut. Sebagian
ahli bid’ah tersebut benar-benar
telah tersesat
dan menyesatkan orang banyak dengan pendeknya pemahamannya dan lemahnya cahaya dihatinya.
Maka
ketahuilah, sesungguhnya
sebagian dari keagungan anugerah Allah kepada hamba-Nya adalah mensucikan hati hamba-Nya, menyelamatkan agama hamba-Nya dan sedikitnya ucapan hamba-Nya. Maka dengan anugrah tersebut Allah
mengajarkan ilmu hikmah, menunjukkan kebenaran kepada hamba-Nya, meneranginya
di malam hari dengan lampu kesempurnaan. Melekatlah langkah kesungguhan didalam
mengenal-Nya dan menghidupkan negerinya menjadi lebih baik dengan banyak pertolongan
dan ilmu. Maka tumbuhlah tumbuh-tumbuhan dengan izin Allah. “seperti pohon
yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit,(pohon) itu
menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhan-nya” lalu bertindak
dengan pikiran yang jernih dan istiqomah, maka keluarlah dari dalamnya minuman
yang bermacam-macam warna yang menjadi obat semua manusia. Yang kemudian dalam
menjawab pertanyaan diatas, dijawabnya dengan jalan nasihat untuk mencari
ridhanya Allah, Rasul, imam-imam orang Islam dan orang umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar