Minggu, 17 April 2016

REVIEW BUKU ILMU TAJWID KARYA ULAMA INDONESIA (Pelajaran Tajwid: Kaidah Bagaimana Mestinya Membaca Al Qur’an Untuk Pelajaran Permulaan Karya KH. Imam Zarkasyi)



Judul Buku                            : PelajaranTajwid (Kaidah Bagaimana Mestinya Membaca Al  Qur’an Untuk Pelajaran Permulaan Karya KH. Imam Zarkasyi)
Pengarang                              : KH. Imam Zarkasyi
Editor                                     : Tim editor TRIMURTI PRESS
Penerbit                                  : TRIMURTI PRESS
Tahun Terbit                         : 1995
Urutan Cetakan                    : XXVI
Ukuran Dimensi Buku         : 20,5 X 13,8 cm
Jumlah halaman                    : 32 lembar

A.       Biografi KH. Imam Zarkasyi
K.H. Imam Zarkasyi Lahir di desa Gontor pada tanggal 21 Maret 1910. Putera ketujuh Kyai Santoso Anom Besari.Beliau menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Ongko Loro di Jetis Ponorogo, sementara itu mondok di pondok pesantren Josari Ponorogo, pernah pula belajar  di pondok Joresan Ponorogo. Selesai dari Sekolah Ongko loro beliau melanjutkan  ke pondok pesantren Jamsaren Solo. Pada  waktu yang sama beliau belajar pula di Sekolah Mamba'ul 'Ulum dan kemudian masih di kota yang sama pula  meneruskan ke sekolah  Arabiyah  Adabiyah pimpinan  Ustadz M.O. Al-Hasyimy sampai tahun 1930. Selama belajar di sekolah-sekolah tersebut ( khususnya Sekolah Arabiyah Adabiyah)beliau mendalami bahasa Arab. Diantara guru beliau  yang banyak mendidik, membibing dan mendorong beliau selama belajar di Solo adalah Ustadz Hasyimy, bekas pejuang Tunisia itu. Tidak lama setelah menyelesaikan pendidikannya di Solo beliau  meneruskan ke Kweekschool di Padang Panjang  sampai  tahun 1935.
Pada tahun 1936 setelah menyelesaikan jenjang pendidikan di kweekschool Islam Padang Panjang  beliau dipercaya menjadi guru dan direktur di perguruan tersebut. Setahun kemudian kembali ke Gontor dan bersama kakaknya mendirikan KMI  di Pondok Modern Darussalam Gontor dan beliau menjadi Direkturnya. Selain sebagai Direktur , pada tahun 1943 diminta untuk menjadi Kepala Kantor Agama Karesidenan Madiun. Sesudah Indonesia merdeka, pada tahun 1946 diangkat menjadi Seksi Pendidikan pada Kementrian Agama. Sejak tahun 1948-1955 menjadi ketua PB Persatuan Guru Islam Indonesia (PGII),  selanjutnya tetap menjadi penasehatnya hinga akhir. Di Kementrian Agama, KH Imam Zarkasyi menjadi Kepala Bagian Perencanaan Pendidikan Agama pada sekolah dasar mulai tahun 1951-1953 dan Kepala Dewan  Pengawas Pendidikan  Agama pada tahun 1953. Pada Kementrian Pendidikan menjadi anggota Badan Perencanaan Peraturan  Pokok Pendidikan Swasta tahun 1957. Pada tahun 1959 diangkat oleh Presiden Soekarno menjadi anggota Dewan Perancang Nasional (Deppernas). Pernah pula menjadi anggota Komite Penelitian Pendidikan. Meskipun telah keluar dari Departemen Agama, namun beliau masih dipercaya untuk menjadi ketua Majelis Pertimbangan Pendidikan dan Pengajaran Agama (MP3A) hingga wafatnya. Di Pondok Modern Darussalam Gontor sebagai Direktur KMI dan Pj. Rektor IPD hingga berpulang ke rahmatullah pada tahun 1985. Dalam kancah Internasional pernah menjadi Anggota Delegasi Indonesia dalam peninjauan ke negara-negara Uni Sovyet tahun 1962 dan menjadi wakil Indonesia dalam Mu'tamar Majma' al-Buhuts al-Islamiyah (Muktamar Akademi Islam se Dunia) ke VII di Kairo Mesir tahun 1972. Disamping itu juga menjadi Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.
K.H. Imam Zarkasyi meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Madiun pada tanggal 30 April 1985. Adapun buku-buku yang beliau tulis sendiri adalah Ushuluddin (Pelajaran 'Aqaid/Keimanan), Pelajaran Ilmu Fiqh I dan II, Pelajaran Ilmu Tajwid, Bimbingan Keimanan, Qowa'idul Imla', Pelajaran Huruf Al Qur'an I dan II. Selain itu beliau juga menulis beberapa buku petunjuk bagi santri dan guru di Pondok Modern, termasuk metode mengajar beberapa mata pelajaran. Buku-buku karangan beliau hingga kini dipakai di KMI Pondok Modern Darussalam Gontor dan Pondok-pondok Pesantren Alumni dan beberapa sekolah agama.

B.       Review Buku Pelajaran Tajwid Karya KH. Imam Zarkasyi
Membaca Al-Qur’an dengan baik dan fasih adalah impian seluruh muslim di seluruh dunia. Terlebih lagi, membaca Al-Quran dengan baik hukumnya wajib bagi seorang muslim. Namun, pada zaman ini banyak pemuda muslim yang tidak membaca Al-Quran sesuai dengan tajwidnya (ilmu yang mempelajari cara membaca alquran). Akibatnya, arti dari bacaan itu akan berubah sehingga akan dampak yang ditimbulkan akan sangat fatal. Maka, agar dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang sering terjadi, buku yang satu ini hadir dengana penjelasan secara lengkap dan lebih mendalam tentang bagaimana cara membaca al quran sesuai dengan dengan ilmu tajwid. (Pengantar Buku Pelajaran Tajwid).
Buku ini berisi tentang penjelasan mengenai hukum-hukum dan tata cara membaca Al-Qur’an. Dalam buku ini, terdapat 12 bab utama, di antaranya yakni hukum tentang ikhfa’, idgham, gunnah, qalqalah, waqaf, mad, mim sukun, dan pengembangan bab utama tadi.
Dalam setiap bab nya, terdapat beberapa sub-bab yang akan menambah penjelasan lebih lanjut mengenai bab yang sedang dibahas. Selain itu, terdapat berbagai macam soal-soal dan latihan pada setiap babnya, sehingga kita dapat mengukur seberapa jauh kita telah memahami bab yang sedang kita pelajari saat itu. Selain itu juga menggunakan bahasa yang baku dan kalimat yang sederhana, buku ini ditujukan kepada mereka yang sedang belajar membaca Al-Qur’an. Sehingga, mereka dapat mengerti materi yang diberikan dengan mudah. Selain itu, kecermatan ejaan dalam buku ini cukup baik dan nyaman untuk dibaca.
Latar belakang penulisan kitab ini adalah KH. Imam Zarkasi mencoba untuk mencari jalan yang paling mudah dalam memberi pengertian dan mengajarkan ilmu tajwid khususnya kepada anak-anak yang baru mulai dalam belajar ilmu tajwid. Hal ini beliau sampaikan di dalam muqaddimahnya di dalam buku ini. Cetakan pertama buku ini diterbitkan pada tanggal 7 mei 1995 di Ponorogo, Jawa timur. Namun buku ini banyak digunakan di berbagai tempat seperti di Lombok, Jawa, dan lain-lain.
Sebelum memulai pelajaran tajwidnya dalam bab satu, terlebih dahulu pengarang menjelaskan hal-hal yang penting dan pelajaran pendahuluan, seperti pengertian ilmutajwid, tujuan ilmu tajwid, apa yang dibahas dalam ilmu tajwid, huruf hijaiyah, dan hukum bejar ilmutajwid serta hukum membaca Al-Quran dengan baik dan benar.
Buku ini disusun dengan sangat sistamtis. Bab pertama beliau menjelaskan tentang hukum nun sukun dan tanwin, bab dua berisi hukum mim sukun, bab tiga gunnah, bab ke empat laam ta’rief, bab lima laam tebal dan tipis, bab lima enam tujuh mengenai idgham mutamasilain, mutaqaribain, mutajanisain. Bab 9 membahas tentang mad dan ini adalah bab yang paling panjang pembahasannya. Bab 10 hukum membaca raa’, bab 11 mengenai qalqalah dan bab yang ter akhir membahas hukum waqaf.
Buku ini selain memiliki susunan yang sistematis juga memiliki banyak kelebihan seperti memperlihatkan hal yan dibahas dengan jelas seperti nun sukun dan lain-lain, kemudian beliau menjelaskan terlebih dahulu dengan aspek bahasa atau, dilanjutkan dengan pengartian secara istilah atau epistimologiterminologi , alasan bagaiman dan mengapa hukum bacaan tersebut itu terjadi. Selain itu juga menggunakan paling tidak 3 atau 4 contoh yang jelas. Apa bila hanya terdapat pada bagian tertentu huku bacaan itu maka ia menjelaskan dimana letaknya. Beliau juga menjelaskan bagai mana cara membaca menurut kaidah yang benar dengan tulisannya. Selian itu juga dalam setiap bab pada akhir bab beliau menyelipkan sedikit pertanyan latiha n untuk pembaca seakan hal ini ingin meneguhkan bahwa ilmu tajwid tidak hanya ilmu te ntang teori tapi ilmu tentang penerapan dan harus sesering mungkin untuk latihan.
Buku tipis yang terdiri dari 33 halaman ini sangat di minati karena rigkas tapi jelas dan mudah dipahami. Pada halaman terakhir bagian penutup beliau menyaran kan untuk lebih lanjut dalam mempelajari ilmu tajwid dengan cara membaca atau mempelajari kitab-kitab yang telah dikarang dalam bahasa arab yaitu bahasa Al Quran itu sendiri.  Beliau juga menyaran kan untuk mempelajari bahasa arab dan berharap semoga buku ini bermanfaat dan cukup menjadi dasar pengetahuan tentang ilmu tajwid.
Banyak hal menarik yang dapat kita temukan pada buku ini, seperti adanya latihan dan soal pada setiap bab-nya yang masih jarang di temui pada buku tajwid lainnya. Selain itu, bahasa yang digunakan dikemas dalam bahasa yang baku dan sederhana sehingga mudah dipahami untuk mereka yang ingin belajar tentang tajwid. Lalu, kecermatan ejaan dalam buku ini sangat cermat sehingga pembaca dapat menimati bahasa yang di suguhkan. Dan yang terakhir, materi yang disajikan dalm buku ini cukup lengkap baik untuk pemula maupun bagi yang sudah cukup mahir dalam membaca Al-qur’an. Kelebihan inilah yang menjadi “senjata utama” buku ini untuk menarik pembacanya.
Manfaat yang kita dapat apabila kita membaca buku ini sangatlah baik, seperti menambah wawasan tentang hukum-hukum tajwid yang ada, ataupun sebagai panduan untuk pemula yang ingin belajar tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Sehingga, kita dapat menghidari kesalahan-kesalahan fatal yang sering terjadi saat membaca Al-qur’an.
Namun, dibalik kelebihan tadi, sebagaimana mestinya karangan yang merupakan hasil ijtihad seseorang, sebuah karya pasti memiliki beberapa kekurangan. Seperti desain sampul yang digunakan masih dirasa kurang bagus. Desain dasar dan pewarnaan sampul buku ini masih terlalu sederhana dan kaku, sehingga bila dilihat dari luar, buku ini tidak terlihat begitu menarik. Lalu, penggunaan bahan kertas yang kurang bagus. Kualitas kertas seperti ini akan menurunkan kenyamanan pada saat sedang membaca bagi sebagian orang. Selain itu, buku ini menurut peneliti  adalah belum menjelaskan tentang keistimewaan rasm ustmani seperti imalah, tashil, ismam dan lain lain. Juga tidak memaparkan pada setiap contoh bahwa lafaz ini terletak dalam Al-Quran pada surat dan ayat yang jelas.
Jadi, secara keseluruhan buku ini cukup layak untuk dibaca dan dimiliki bagi mereka yang ingin belajar ataupun  hanya  ingin menambah ilmu tentang membaca Al-Quran. Karena kekurangan-kekurangan yang dimiliki buku ini tidak terlalu berpengaruh terhadap kualitas dan manfaat dari buku itu sendiri.

2 komentar:

  1. Assalamu'alaikum...
    bu maaf, saya copas pembahasannya. terima kasih

    BalasHapus
  2. Assalamu'alaikum..
    bu ma'af, saya copas materinya. terima kasih

    BalasHapus